Kamis, 09 Juli 2009

SUARA MAHASISWA YOMAN WENDA

Front Persatuan Perjuanga Rakyat Papua.(Front Papua)

Transisi Demokrasi rakyat hari ini semakin suram. Ruang-ruang kebebasan rakyat semakin tidak jelas. Perubahan era globalisasi yang yang cenderung di katakan sebagian kalangan akan mendorong perubahan rakyat kearah yang lebih baik. Namun nyata sudah hari ini mimpi-mimpi kemajuan rakyat dalam era modern membuktikan penderitaan panjang. Akibat daripada konsolidasi kaum pemodal global, resensi kekuatan rakyat semakin termarjinalkan akibat kekuatan-kekuatan rakyat termoderasi dalam proses nilai kaum pemodal. Bahwa kejayaan Kapitalisme Amerika-Eropa dan Jepang sekarang terus meniadakan nilai-nilai Demokrasi, HAM dan keadilan bagi manusia/rakyat/ Bangsa di belahan penjuru dunia.

Orang Jawa, Sumatera, Kalimantan , Amerika maupun Aceh dst- punya masalah yang sama dihadapan mereka. Bangsa Papua Barat dalam mempertahankan hidup tidak terlepas dari perjuangan pula. Nasib dan perubahan nasib patut didukung bagi siapapun. Begitupun Hak menentukan Nasib sendiri merupakan perjuangan sepenuhnya bagi rakyat Papua dan semesta rakyat sipil lainnya.

Dalam peradaban perubahan perjuangan menegakkan hak-hak dan kedaulatan bangsa hari ini di Papua Barat terus diperhadapkan pada konsolidasi kaum pemodal dengan meniadakan cita-cita kebebasan. Rangkaian peristiwa dalam spekturm politik yang terjadi di Papua saat ini; cukup memukau di permukaan. Pengibaran Bintang Kejora, Pembakaran Bintang Kejora di Solo (Jateng) bahkan seruan dan mobilisasi kelompok merah putih di Jayapura.

Rakyat dipertaruhkan demi keinginan sekelompok orang. Jakarta dalam kendali kapitalisme global (mandor), sebagai konsekwensi rakyat dijadikan bangsa Pasar. Kedaulatan Indonesia bukanlah harga mati, sebab pengorbanan rakyat selama ini dijadikan proyek semata. Demi rakyat-kemerdekaan dan keadilan harus ditegakan dimana-mana.

Maka, hak menyatakan pendapat maupun cita-cita menjadi keharusan bagi segenap kaum tertindas di dunia. Perjuangan Papua Barat adalah bagian dari perjuangan rakyat semesta yang hari ini berkeinginan untuk kedaulatan sempurna. Kemerdekaan Papua Barat adalah keharusan yang tak bisa dianggap sepele oleh kelompok manapun-cita dan jiwa demi tanah tumpah darah bagian dari nadi dan darah. Silahkan bagi siapapun yang tidak sepakat dengan kemerdekaan dan kejayaan rakyat Papua dihari ini maupun kedepan bahkan Demokrasi tidak bisa tetap dan diam, keutuhan NKRI (Negara kesatuan republic Indonesia) bukanlah jaminan bagi kemerdekaan dan kebebasan rakyat.

Bagi Front Persatuan Perjuangan Rakyat Papua Barat ( Front PEPERA PB) warna dalam irama demokrasi dan kebebasan yang akhir-akhir ini mencuat di Papua maupun di luar Papua merupakan seruan moral dan politik; pengibaran bintang kejora di LP Abepura Papua, Ekspresi politik tarian Sampari mencuat Bintang Kejora maupun pengibaran bintang kejora di tanah Jawa. Kedatangan Senator Amerika beberapa hari lalu di Jakarta merupakan hal biasa yang selalu ada di Negara manapun. Sayangnya, keinginan mengunjungi Papua di cekal oleh Jakarta tanpa alasan jelas.

Kami paham bahwa alat-alat pendukung kebijakan penjajah semakin tidak diam untuk meredam seruan rakyat dimana-mana. Baik dari KODIM, KODAM, KORAMIL, BIN, BAKIN dan BAIS tidak lain adalah wajah-wajah pendukung penjajahan. Pembentukan kelompok sipil yang terjadi di beberapa wilayah demi kekuasaan tetap berjalan dilakukan oleh lembaga-lembaga teritori yang selalu bernyanyi mengatasnamakan keutuhan bangsa. Tetapi territorial digiring menjadi anjing penjaga modal; keamanan perusahaan asing di jaga TNI-POLRI super ketat membuktikan bahwa hegemoni nasionalisme Indonesia adalah onani kaum reaksioner.

Untuk itu kami menyatakan beberapa persoalan mendasar berkaitan dengan wacana dan gerakan rakyat di Papua maupun kawan-kawan lainnya bahwa;

  1. Tarik dan Bubarkan lembaga-lembaga territorial (BIN-BAIS-BAKIN) dan TNI/POLRI organic-non organic dari Papua Barat demi ruang demokrasi yang kokoh.
  2. Bubarkan milisi merah putih di Jayapura dan segera bentuk organisasi rakyat merdeka.
  3. Mendesak Pangdam XVIII Trikora untuk segerah Memindahkan Danrem 172 /PWV, karena dianggap ingin mengacaukan keamanan di Papua, melalui pernyataannya yang dianggap kontrafersi dengan penegakan HAM di Indonesia pada `umu nya dan papua pada khusus nya
  4. Mengutuk tindakan pembakaran Bendera Bintang Kejora di Solo beberapa waktu lalu sebab semangat rakyat solo dan Papua adalah satu-Kemerdekaan sejati.
  5. Bebaskan dan hentikan pendekatan persuasive, represif dan militeristik dalam menyelesaikan persoalan.
  6. Rakyat Papua Barat bersatu padu dalam perjuangan Pembebasan Nasional Papua Barat hari ini dan kedepan.

Demikian siaran pers ini kami sampaikan kepada rakyat semesta; orang Papua yang mulia. Terimakasih.

Port Numbay-Papua Barat, 09 Juli 2007

Arkilaus Baho

Jurubicara Nasional

http://hendrikofirman.wordpress.com/2007/07/14/front-persatuan-perjuanga-rakyat-papuafront-papua/#comment-50
















0 Comments|35 Views|View full article

This Web site:THE GOVERNMENT& ARMY OF INDONESIA READY TO KILLING PAPUANS
Posted by: Deleted member on Mar 1 2008 17:44

THIS IS THE RIIL HISTORY IN WEST PAPUA TODAY

http://armyrireadytokillpapuans.blog.dada.net/



PEMERINTAHAN NKRI DAN MILITER NKRI ADALAH YANG SUKA BERMAIN-MAIN DENGAN KEBENARANG BANGSA LAIN, DENGAN MENGANDALKAN KEKUATANG ALAT NEGARA YANG TIDAK MENDEKATI PADA JIWA DAN RASA KEMANUSIAAN, YANG SEBENARNYA BUKAN PADA ZAMANNYA
TENTARA NASIONAL INDONESIA(TNI-POLRY) TELAH MAHIR UNTUK BERANTAS BANGSA PAPUA BARAT YANG PENUH DENGAN GENOCIDE DAN RASISME BAIK YANG NYATA DAN YANG TERSEMBUNYI.SUTU CARA YANG NKRI SAAT INI SEDANG PAKI ADALAH PELATIHAN DI TEMPAT LAIN DAN PRAKTEK DI PAPUA BARAT

PENEKANAN PEMERINTAHAN NKRI UNTUK PAPUA TETAP DALAM NKRI ADALAH MELANGGAR DEKLARASI PBB DAN UNDANG-UNADANG DASAR NKRI ALINEA KE 4 DAN PANCASILA.UUD 1945 DAN PANCASILA MATI KARENA MILITER INDONESIA DAN PEMERINTAHAN NKRI DI PAPUA BARAT YANG TIDAK MAU MENGAKUI KEMERDEKAAN BANGSA DAN NEGARA PAPUA BARAT SELAMA INI.TAPI AKAN ADA MURKA TUHAN TU, PEMERINTAHAN NKRI BERSIAP-SIAPLAH UNTUK MEMBAYAR SEMUA KERUGIAN NYAWA BANGSA PAPUA BARAT YANG MELEBIHI 100JUTA MANUSIA PAPUA DAN SELURUH KERUGIAN DARI PADA SEGALAH KEKAYAAN ALAM BANGSA PAPUA BARAT DI MEJA HIJAU PBB NANTI.

ALAT NEGARA DAN MILITER RI (TNI-POLRI-INTELIJEN) BUKANLAH SUATU SOLUSI BAGI PAPUA BARAT

PROSES PEMEKARANG ADALAH PROSES PENGADUHDOMBAH BANGSA PAPUA


BARATDANA OTONOMI KHUSUS ADALAH PEMBUKA LAHAN TERBESAR DIDUNIA BAGI PARA KORUPTOR DI PAPUA BARAT.

OTONOMI KHUSUS PAPUA BARAT ADALAH SUATU USAHA NEGARA UNTUK MEMBUNTUTI JALUR DAMAI DAN DEMOKRASISASI BAGI BANGSA PAPUA BARAT UNTUK DEKOLONISASI DAN DEMILITERISASI NEGARA REPOBLIK INDONESIA.


Pemekaran Provinsi

Dalam sambutanya Bupati A.P.You mengatakan bahwa akan dimekarkan Tiga Kecamatan dalam tahun ini, dan akan di bentuk dan diresmikan Pemekaran Kabupaten Dogiyai sebagai Busur Panah Jitu artinya sebagai kabupaten penentu terbentuknya Provinsi Papua Tengah, dan Dia tidak mematuhi Keputusan Pemerintah Daerah Provinsi Papua yang Membatasi segalah Pembentukan dan Pemekaran Papua dimulai dari pemekaran Kecamatan, Kabupaten Provinsi. Dia pun juga menjanjikan Masyarakat Nabire akan di bagi bagikan Uang tiap-tiap desa Rp 100 Juta, untuk membujuk dan memadam kekhawatiran segalah pemekaran daerah ini.

Pada saat Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Paniai Gubernur Bas Suebu juga Mengatakan bahwa Pemekaran Propinsi Papua Sudah Ditundah dan Hanpir tidak akan diadakan Pemekaran lagi sebab Dana Otonomi Khusus Papua 90% Hilan di Birokrasi Sedangkan yang menikmatio Oleh Rakyat Papua adalah Hanya 10% Dari dana yang di kucurkan Oleh Pihak Luar Negeri Lewat Jakarta itu.

Dia juga mengatakan bahwa di Papua Hanya 2 juta jiwa lebih saja tidak bisa mensejahterahkan, di banding Pulau Jawa yang sekian Melebihi Berlipat ganda penduduk saja sudah penganggurannya berkurang. Sedangkan kaum pekerja di papua saat ini di perkirakan 20% selebihnya itu nganggur begitu saja. Artinya pemekaran /Otsus/MRP bukanlah suatu solusi namun menambah Persoalan semakin Rumit.

Yang Masyarakat Butuh Saat Ini

Yang kami Masyarakat butuh saat ini adalah bukan pemekaran tapi pembangunan, Pemberdayaan, Kepedulian, Perhatian untuk mengankat harkat dan martabat masyarakat pribumi setempat.

Pandangan Masyarakat Papua selama 42 tahun Papua di Pangkuan RI

Daerahku adalah Hanyalah Sampah NKRI, Masyarakatku adalah Masyarakat yang Tertinggal Jauh dari Perkembangan Jaman Globalisasi Dunia dan Bangsaku adalah Bangsa Yang dilupakan oleh NKRI dan PBB serta bangsa –bangsa lain di dunia.

NKRI telah lama menisolasikan Negeriku dengan Saudara-saudara sebangsa Seras sewarna Kulit Melanesia di pacific. Sesungguhnya saya adalah bangsa Pasific bukan asia. Dengan kesadaran sebagai bangsa kulit hitam, Ras Melanesia, diufuk barat bagian selatan pasifik adalah Bangsa yang terhina di Ibu Pertiwi. Dan usahanya untuk memusnakan saya dan bangsaku Di Negara yang namanya NKRI ini.

Saya Tidak Mengerti Orang-orang Papua yang menjadi Hamba Uang dan Jabatan bagi NKRI dan Mereka ingin mau menerima itu atas dasar Paksaan/Keterpaksaan padahal Orang Papua sudah dengan sesungguhnya Tolak OTONOMI KHUSUS PAPUA, PEMEKARAN, MRP itu dll. Kenapa ? Orang Papua sendiri tidak mau bekerja untuk diri kita sendiri. Mari kita bersatu dan perjuangkan kemerdekaan Papua.

Pesan saya Pejabat Pribumi Papua Jangan anda buta dengan Uang dan Jabatan Tapi lihatlah Bangsamu, Negrimu, Warna Kulitmu, Rambutmu, sebab sesungguhnya Masalah Rasisme sudah di Hapus di dunia termasuk NKRI-PAPUA. Kepunahan Orang Papua adalah Pembantaian Ras Melanesia selama 42 tahun Papua berada di Pangkuan NKRI/IBU PERTIWI INI. Itu sudah terbukti NKRI tidak mau Orang Papua tapi Mereka Hanya butuh Kekayaan Papua.

Merdeka adalah Harga Mati” “One Man One Vote” “REFERENDUM “ “SELF DETERMINATIONS “ WE MUST BE HAVE OWNER NATIONS, COUNTRY, Bukan Uang, Jabatan, Pemekaran, Otonomi Khusus Papua, Majelis Rakyat Papua.

ITU BUKAN TUJUAN KITA TUJUAN KITA HANYA SATU MERDEKA (TO BE A NEW NATION) WITHOUT NKRI

Untuk Papua Merdeka Bangsa Indonesia Di Berberapa Propinsi Telah dan sedang Mendukung Papua Merdeka sudah Hampir sampai 100%. Misalnya dipulau jawa sendiri sudah mencapai 95% dan Sulawesi 72% Kalimantan 86% Sumatra 73 % dll. Sekarang bagaimana dengan Pemerintahan daerah Papua, yang buta dengan Jabatan dan Rupiah itu. Menurut hasil pantauan dan penelitian Kami, semua itu kami paparkan disini.

Saat Ini Kesadaran di semua Pihak sangat Di Butuhkan, Kalau Tidak Kita Akan Kehilangan Segalah Galanya.kalau tidak kita akan kehilangan Segala-galanya: misalnya hilangnya Nyawa saudara-saudara satupersatu, hilangnya kekayaan alam kita, hilangnya Hargadiri kita, hilanya martabat kita sebagai bangsa papua dll.

I NEED YOU HAVE NO MORE COMMENTS AND FOLLOW ME IT MYWAY, OUR WAY TO BE FREE AS SOON AS ANEW NATIONS IN OUR HOME LAND WEST PAPUA

BY YOUNG BLOODY OF ME OPM